Saturday, October 27, 2012

I miss you #FF2in1 When You're Gone - Avril Lavigne

Taman itu tampak lenggang. Hanya beberapa pasang sejoli yang terlihat menduduki bangku-bangku kayu yang ada di sana. Alya menduduki salah satunya. Bangku yang selalu didudukinya tiap mendatangi tempat ini. Dia mengenal taman ini dengan baik dan hapal letak tiap bunga yang ada di sana. Bukan berarti dia menyukai tempat ini sejak awal. Malahan, kalau boleh jujur, Alya tidak pernah benar-benar menikmati setiap Aldo, pacaranya, mengajaknya di sini. Aldo si culun, kere, norak, menyebalkan, sama sekali tidak bisa dibanggakan. Bukannya mengajaknya berbelanja di mall, makan di restoran mahal, atau menonton film bagus di bioskop, Aldo malah selalu mengajaknya ke taman ini setiap mereka berkencan. Dengan bekal yang dibuat lelaki itu sendiri, mereka piknik di taman itu. Dia terpaksa mendengar semua celoteh Aldo tentang berbagai hal mengenai taman itu. Mulai dari tahun taman itu dibuat, tanaman apa saja yang ada di sana, bahkan Aldo juga mengajarinya cara mengira-ngira umur sebatang pohon! Benar-benar tidak romantis. Ketika mereka duduk di sana pada malam hari, Aldo berceloteh panjang lebar tentang bintang. Alya menyukai bintang. Apalagi yang terlihat membanjiri langit. Namun, jika Aldo mengubahnya menjadi pelajaran astrologi, dia sangat membencinya. Tidak bisakah Aldo hanya duduk diam sambil mengamati langit malam, bukannya malah berceloteh tentang orion, rasi bintang utara, timur, selatan, dan sebagainya itu? Sangat menganggu.

Namun, sekarang Alya duduk sendirian di taman itu. Tidak ada Aldo yang menceramahinya tentang umur sebatang pohon atau rasi-rasi bintang. Beberapa minggu yang lalu, Aldo harus pergi karena mendapat beasiswa di Inggris. Hampir enam bulan mereka tidak bertemu. Seharusnya Alya senang terbebas dari lelaki aneh itu. Seharusnya dia bersorak. Tetapi, tidak.

Ketika Aldo berkata kalau dia akan pergi, tanpa pikir panjang Alya memutuskan hubungan mereka karena tidak mau menjalani LDR. Aldo berusaha meyakinkannya kalau mereka masih bisa menjalin hubungan. Tetapi, Alya tidak mau. Dia sudah malas berhubungan dengan Aldo dan ingin menjalin hubungan lain yang romantis dengan lelaki normal. Dia mendapatkan lelaki normal itu hanya dua minggu setelah kepergian Aldo. Dia mendapatkan hubungan impiannya. Jalan ke mall, makan di restoran, nonton bioskop berdua.

Sayang, semuanya terasa hambar. Meskipun dia dan Aldo hanya menghabiskan waktu di taman ini selama setahun pacaran, tetapi Aldo selalu membawa cerita baru untuknya. Aldo tidak pernah mengulang cerita yang sama. Setelah menjalani hubungan baru ini, Alya baru sadar kalau dia lebih menikmati ceramah berat Aldo tentang pengetahuan alam daripada ocehan pacar barunya yang terus menceritakan tentang kehebatan mobilnya atau teman-temannya. Alya menginginkan Aldo.

Karena itu dia sekarang duduk di sini. Aldo berkata dia akan pulang hari ini dan ingin bertemu dengannya, kalau dia tidak keberatan. Dan Alya sangat tidak keberatan. Dia merindukan Aldo. Bertemu dengan lelaki itu akan menjadi obat mujarab untuk mengatasi kerinduannya.

"Hai, Al," sapa sebuah suara.

Alya menoleh. Senyumnya langsung terkembang. "Hai, Al," balasnya.

Aldo tersenyum kecil. "Aku pikir, kamu nggak akan dateng."

Alya melangkah pelan ke hadapan Aldo. "I miss you," ucapnya pelan.

"So do I," balas Aldo lembut.

No comments: