Namun, sekarang Alya duduk sendirian di taman itu. Tidak ada Aldo yang menceramahinya tentang umur sebatang pohon atau rasi-rasi bintang. Beberapa minggu yang lalu, Aldo harus pergi karena mendapat beasiswa di Inggris. Hampir enam bulan mereka tidak bertemu. Seharusnya Alya senang terbebas dari lelaki aneh itu. Seharusnya dia bersorak. Tetapi, tidak.
Ketika Aldo berkata kalau dia akan pergi, tanpa pikir panjang Alya memutuskan hubungan mereka karena tidak mau menjalani LDR. Aldo berusaha meyakinkannya kalau mereka masih bisa menjalin hubungan. Tetapi, Alya tidak mau. Dia sudah malas berhubungan dengan Aldo dan ingin menjalin hubungan lain yang romantis dengan lelaki normal. Dia mendapatkan lelaki normal itu hanya dua minggu setelah kepergian Aldo. Dia mendapatkan hubungan impiannya. Jalan ke mall, makan di restoran, nonton bioskop berdua.
Sayang, semuanya terasa hambar. Meskipun dia dan Aldo hanya menghabiskan waktu di taman ini selama setahun pacaran, tetapi Aldo selalu membawa cerita baru untuknya. Aldo tidak pernah mengulang cerita yang sama. Setelah menjalani hubungan baru ini, Alya baru sadar kalau dia lebih menikmati ceramah berat Aldo tentang pengetahuan alam daripada ocehan pacar barunya yang terus menceritakan tentang kehebatan mobilnya atau teman-temannya. Alya menginginkan Aldo.
Karena itu dia sekarang duduk di sini. Aldo berkata dia akan pulang hari ini dan ingin bertemu dengannya, kalau dia tidak keberatan. Dan Alya sangat tidak keberatan. Dia merindukan Aldo. Bertemu dengan lelaki itu akan menjadi obat mujarab untuk mengatasi kerinduannya.
"Hai, Al," sapa sebuah suara.
Alya menoleh. Senyumnya langsung terkembang. "Hai, Al," balasnya.
Aldo tersenyum kecil. "Aku pikir, kamu nggak akan dateng."
Alya melangkah pelan ke hadapan Aldo. "I miss you," ucapnya pelan.
"So do I," balas Aldo lembut.
No comments:
Post a Comment