Thursday, October 11, 2012

#FF2in1 just trying together...

Ariana menatap Ro, lalu buru-buru menunduk dengan salah tingkah. Ro, dengan kesabarannya yang seakan tanpa batas, tetap duduk di sana dengan tenang, tanpa banyak bersuara ataupun memaksanya.

'Ya ampun, apa yang harus kulakukan?' batin Ariana cemas.

"Aku tidak akan memaksamu, Ri," gumam Ro pelan, seperti bisa membaca pikiran gadis di depannya. "Aku hanya ingin mengatakan apa yang kupikir harus kukatakan."

"Kenapa?" cetus Ariana begitu saja. "Maksudku, bagaimana bisa?"

Ro mengangkat bahu. "Aku sendiri tidak tau."

"Hanya... muncul begitu saja?" tanya Ariana, mencoba menyembunyikan nada kecewanya, namun gagal.

Ro bisa mendengarnya. Tentu saja. Laki-laki ini terlalu peka. Terlalu cerdas. "Tidak. Kalau muncul begitu saja, aku pasti sudah menyadarinya dari awal."

"Lalu?"

"Kau tau, aku tidak percaya cinta pada pandangan pertama," gumam Ro. "Setauku, cinta butuh proses panjang sampai bisa dikatakan cinta. Aku tidak akan berkata aku sudah tertarik denganmu dari awal. Sejujurnya, aku baru merasa kau menarik sejak kita terlibat proyek ini bersama. Menghabiskan banyak waktu denganmu, mengetahui lebih banyak tentangmu, kemudian rasa tertarik ini muncul. Mungkin aku menyukai kepolosanmu, semangatmu, binar di matamu saat kita berhasil menyelesaikan satu-persatu tugas yang diberikan. Tapi, aku tidak bisa mengatakannya dengan jelas karena aku sendiri tidak tau. Yang kutau, aku mencintaimu. Itu saja."

"Aku... aku masih tidak mengerti," gumam Ariana dengan wajah memerah.

"Kau tidak perlu mengerti semuanya sekarang, Ariana. Aku sendiri juga belum mengerti semuanya. Tapi, kita bisa belajar untuk memahami ini bersama. Perlahan-lahan. Bisakah?"

Ariana kembali terdiam. Kali ini cukup lama. Dan ajaibnya, Ro sama sekali tidak muak dengan kelambanannya ini. Lelaki itu tetap duduk di sana, menatapnya, menunggu jawabannya.

'Bisakah?' ulang Ariana dalam hati. Dia kembali memikirkan kata-kata panjang Ro. Lelaki itu benar. Mereka tidak harus memahami semuanya sekarang. Nanti, pasti ada saatnya di mana jawaban akan datang satu-persatu dan membuat mereka memahaminya.

Dengan tersipu malu, Ariana kembali menatap Ro. "Kurasa... kita... bisa mencoba," ucapnya pelan, membuat binar bahagia muncul di wajah Ro.

No comments: