Tuesday, February 18, 2014

Wajah tidurmu, dan aku kembali jatuh cinta …

Di salah satu ritual “pillow talk” kita, kamu sempat bertanya kenapa aku menerima lamaran dan mau menikah denganmu. Jujur, kalau kamu menanyakan hal yang sama lagi, aku masih belum bisa memberikan jawaban pasti, selain senyum simpul seolah bermisteri. Nyatanya, aku tidak punya jawaban pasti itu.

Waktu aku balas menanyakan hal yang sama, jawabanmu membuatku terpana. Apa yang membuatmu mau menikahiku?

“Pas istikharah, pertanda Allah bilang kalau kamu emang yang tepat.”

Kamu menyeringai. Aku melongo, kemudian tertawa. Istikharah juga kulakukan sebelum memberi jawaban “iya” padamu. Tapi, aku tidak pernah berpikir menjadikannya jawaban dari pertanyaan “kenapa aku mau nikah sama kamu”.

Ritual “pillow talk” kita selalu menyenangkan, seburuk apa pun hari yang kita lalui sebelum beranjak tidur. Memastikan kamu yang terakhir kulihat sebelum memejamkan mata, dan aku yang kamu lihat sebelum terlelap, tidak ada yang lebih indah dari itu.

Sampai ketika perang besar terjadi di antara kita. Aku tidak perlu mengingatkan apa pemicunya. Kamu tentu masih ingat, kan? Yang jelas, saat itu kita mengeluarkan sisi terburuk masing-masing. Ketika berakhir, tidak satu pun dari kita mau melihat wajah yang lain. Untuk malam itu, tidak ada ritual “pillow talk” karena kita pun menolak tidur di tempat yang sama.

Aku belum melupakan kejadian itu ketika beranjak tidur. Namun, ketika membuka mata di pagi harinya dan melihat wajah tidurmu, aku bahkan tidak bisa ingat apa yang kita ributkan semalam.

Aku malah mendapatkan jawaban dari pertanyaan “kenapa aku mau nikah sama kamu”.
Kenyataan kalau kamu menggendongku masuk kembali ke kamar kita saat aku terlelap, yang berarti di saat terburuk pun kamu masih menginginkanku ada di sampingmu, dan kamu di sebelahku …
Kenyataan kalau wajah tidurmu yang tetap menghadapku ketika aku bangun, bukan malah memberiku pemandangan punggung, yang berarti semarah apa pun, kamu tidak benar-benar memalingkan muka dariku, masih mau menatapku …

Saat itu, sekali lagi, kamu membuatku jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Aku lupa, untuk sejenak, kenapa kita bertengkar. Tapi aku yakin, untuk waktu yang lebih lama, kamu akan selalu membuatku jatuh cinta. Berkali-kali, di situasi apa pun.

Dan kalau kamu memang perlu jawaban, kurasa itu jawaban yang cukup. Wajah tidurmu membuatku jatuh cinta berkali-kali. Selama itu yang pertama kulihat saat bangun, selama itu juga aku merasa menikahi orang yang tepat.



***

2 comments:

Unknown said...

Balik ngingeti bayangan aku soal wajah tidur dan aroma khas bangun tidurnya dia, tapi tetep jadi yang tersayang.. :')
Semoga dia jodohku.
Wish for us, els.

I love this one, and I love you, bebs. :*

elsa puspita said...

i already know that you love me so much :*