Thursday, March 7, 2013

Review : Warm Bodies (Antara Buku dan Film)


Judul : Warm Bodies
Genre : Horor, Drama
Pemain : Nicholas Hoult (R), Teresa Palmer (Julie)
Sutradara dan Skenario : Jonathan Levine
Penulis : Isaac Marion

Sejujurnya, aku gak terlalu excited sama film-film yang diangkat dari novel. Setiap denger desas-desus ada novel yang akan dijadiin film, aku lebih milih berburu novelnya. Urusan bakal nonton filmnya apa gak, tergantung cerita novel itu apakah bakal menarik dibikin film, atau cuma bakal maksa. Sama liat siapa yang main (hehe). Sejauh ini, dari beberapa film adaptasi yang aku tonton, sebagian besar aku tetep lebih suka versi novel.

Film Warm Bodies ini salah satu film adaptasi novel yang menurutku cukup sukses. Terlepas dari tokoh cowoknya yang bikin aku jatuh cinta, filmnya gak ngecewain sama sekali. Menurutku, Jonathan Levine lumayan berhasil 'menghidupkan' novel yang ditulis Isaac Marion ini.

Dari beberapa film zombi yang pernah aku lihat, Warm Bodies jadi juara. Biasanya, zombi di film horor/thriller yang pernah aku tonton cuma dijadikan mesin pembunuh, momok mengerikan, yang memburu semua pemain sampai mati. Kehidupan si zombi sendiri gak terlalu diekspos. Ceritanya cuma fokus ke para manusia yang jadi pemeran utama dan cara mereka bertahan hidup dari kejaran si zombi.

Tapi, di sini beda. Diceritakan seorang zombi bernama R, yang tinggal di sebuah lahan bekas bandara bareng zombi-zombi lainnya. Adegan pembuka awal, cukup menarik. Memperlihatkan kegiatan-kegiatan para zombi di tempat tinggal mereka itu. Yang jadi tokoh utama di sini, bisa dibilang, para zombi. Garis besarnya menceritakan tentang R yang jatuh cinta sama manusia, namanya Julie. Mereka pertama ketemu waktu para zombi nyerang manusia buat makan. Si penulis ngatur kalau R kebagian makan pacarnya Julie. Setiap kali seorang zombi makan otak manusia, akan muncul kilasan-kilasan kenangan si manusia itu di pikirannya. Itu juga yang terjadi waktu R makan otak Perry, pacarnya Julie. R jadi tau tentang Julie dari sudut pandang si Perry.

Aku selalu lebih suka cerita cinta yang dikemas dengan gaya cerita gini. Cerita yang di luar nalar kadang ngasih pelajaran lebih tentang perasaan manusia satu itu. Bisa dilihat dari hubungan R dan Julie. R tertarik sama Julie karena waktu kali pertama mereka ketemu, jantungnya yang udah mati tiba-tiba berdetak lagi. Karena itu R selalu berusaha melindungi Julie dari para zombi. Keajaiban cinta yang gitu lebih bikin ngiri. Selalu. Para penulis fantasi atau sci-fi selalu berhasil meyakinkanku kalau cinta itu memang punya kekuatan yang hebat. Terbukti di cerita ini, di mana R berhasil kembali jadi manusia gara-gara cinta.

Sedikit kekurangan filmnya menurutku, ada beberapa adegan di novel yang gak masuk. Hal biasa, sebenernya. Setiap film yang diangkat dari novel, gak semua adegan persis sama. Cuma, kadang, adegan yang 'dibuang' itu justru adegan yang sebenernya ditunggu. Misalnya aja, salah satu adegan novel yang gak ada di filmnya, waktu R ketemu sama istrinya, sesama zombi. Baru pertama ketemu, mereka langsung nikah. Cara nikahnya lucu. Pernikahan ala zombi. Menurutku, itu salah satu adegan menarik. Pas nonton, aku nunggu-nunggu adegan itu, ternyata gak ada. Itu seharusnya jadi adegan sebelum R ketemu Julie. Tapi, di filmnya, R langsung dibikin ketemu Julie.

Over all, I really love this story.
Terlepas dari tokoh utamanya yang emang ganteng, banyak pelajaran yang ada di cerita ini. Salah satu yang bisa aku petik dan paling berkesan buatku, "cinta selalu bisa memanusiakan siapa pun, termasuk seorang zombi". Jadi, jatuh cintalah. Supaya kamu bisa jadi manusia. Yang utuh...




~ Elsa Puspita Hoult ~

No comments: