Friday, June 29, 2012

belum berakhir! \m/


Hari ini hari terakhir UAS. Bukan cuma terakhir di semester ini, tapi juga terakhir di kuliah jenjang S1. Semester depan, gak ada mata kuliah lagi yang aku ambil. Semuanya udah kelar walopun dengan IPK yang yaahh… gitu deh. Gak terlalu kecil, tapi belom sesuai harapan juga. meskipun gitu, aku tetep bakal sibuk. Semester depan masih ada program Microsoft (DAT), TOEFL, magang, dan *finally* skripsi.

Aku belom pengen bahas masalah program-program itu. lebih pengen ngebahas hal yang lebih… menyentuh? Yah, gitu lah…

Gak kerasa udah tiga tahun aku di sini. Udah tiga tahun jalani kuliah. Aku masih inget banget suasana waktu dikabari kalo aku dapet PMDK (kalo di UB istilahnya PSB). Aku juga masih ngerasain gimana ribetnya waktu daftar ulang, dimulai dari jam 9 pagi keliling UB nyari gedung widialoka *yang sekarang suka jadi tempat nongkrong karena adem banget*, makan di kantin FE *yang sekarang udah pindah lokasi*, beli prangko sampe ke kantor pos deket FK, keliling cari tempat fotokopi, balik lagi ke widlok, ngadep petugas buat cek nilai rapot dan perlengkapan lain, naik ke lantai 2 widlok buat foto KTM pake almamater pinjeman dalam keadaan kucel bin dekil, dan akhirnya pulang jam 4 sore.

Aku juga inget waktu awal mulai kuliah. Keliling cari lokasi tempat kos. Untung ada Mufa, temenku dari SD yang ternyata juga masuk UB, fakultas sama, tapi beda jurusan. Dia udah duluan di Malang dan udah nemu tempat kos. Dan untungnya lagi di sana masih ada kamar kosong. Di bangunan kecil sederhana itu akhirnya aku ketemu keluarga kecil yang jadi teman seperjuangan selama kuliah. Yang pertama kali di sana si Mufa (Siti Mufaroha, Palembang), abis Mufa sebenernya udah ada Kukud (Aldilah Ambar Kusuma, Blitar) tapi karena dia pulang lagi, aku lebih dulu ketemu Ity (Beti Nurmawati, Kediri), trus aku, Imar (Elsa Puspita, Palembang) dateng selanjutnya, dan terakhir si Inung (Yuanita Indri Puspitawati, Tarakan). Kemaren sempet ada mbak-mbak juga, tapi mereka cuma bentar sebelum kekuasaan rumah itu jatuh sepenuhnya ke tangan kami. HA-HA-HA…

Aku juga masih inget suasana pertama kali upacara di lapangan rektorat buat pembukaan acara OSPEK Universitas. Dengerin Pak Yogi ngasih pidato (lupa ngomongin apa). Kayaknya juga baru kemarin dibentak kakak-kakak pas OSPEK Fakultas selama 4 hari.

Di UB, nyaris setiap Fakultas netapin peraturan kalo maba WAJIB pake almamater selama satu semester pertama. Waktu itu agak males disuruh pake almamater, jadi keliatan banget kalo kita anak baru, lugu, culun, dan takut-takut sama kakak tingkat *untung Malang adem, jadi gak terlalu gerah*. Tapi, sekarang malah sering kangen pake almamater. Sekalinya ada kesempatan pake, gak mau lepas :p

Aku lupa kelas apa yang pertama kali aku masukin waktu semester satu *Hukum Bisnis, kalo gak salah*, tapi aku inget waktu itu Nonoy (Erni Estika Sukmawati, Pasuruan) orang pertama yang duduk di sebelahku dan ngajak aku ngobrol. Sekarang, dia juga jadi salah satu temen deketku di sini. Waktu semester awal, anak-anaknya udah pada bikin kelompok gitu. Gak heran rasanya ngeliat orang-orang sejenis berada di satu kelompok yang sama. Geng-geng borju, anak-anak pendiem, kaum terbelakang, cowok-cowok gaul, berandal-berandal kampus, dan beragam jenis kelompok lain. Aku waktu itu juga punya. Aku, Nonoy, Evi Ziadatul, Manda, sama Erly. Tapi itu cuma bertahan di awal. Ternyata kita gak satu pergaulan dan akhirnya pecah deh.

Semester dua aku ngejalaninya sendiri. Bener-bener sendiri. Waktu itu belum tau gimana cara kerja KRS dan sebagainya itu, jadi gak ada yang sekelas sama orang yang aku kenal. Di sanalah pertualanganku jadi cewek antisosial dimulai. Pas semester tiga, bareng lagi sama Nonoy. Gitu juga semester-semester selanjutnya. Di semester empat, secara gak sengaja tiba-tiba aku udah gabung di satu kelompok lagi. Selain aku sama Nonoy, ada lagi Evi (Evi Natalia, Bekasi), Enti (Enti Megawati, Pasuruan), sama Gladys (Gladys Saphira, Surabaya). Dan kelompok itu bertahan sampe sekarang :)

Temen-temenku di sini gak cuma cewek kok. Aku juga punya keluarga kecil di sini yang berjenis kelamin laki-laki. Awal kenalannya kayak di sinetron/cerita teenlit anak SMP. Tempat kosku dan cowok-cowok itu sebelahan. Balkon mereka tepat berada di depan jendela kamarku. Dimulai dari Danu (Danu Andhika, Tulung Agung) yang ngelempar kertas ke jendela kamarku. Inti isinya ngajak kenalan. Lama-lama, temen-temennya yang lain, Mbah Deki (Deki Eko Septianto, Jember), Ochan (Rochandani Istifar, Tulung Agung), Dimas (Dimas *lupa siapa*, Tulung Agung), sama Riz (Rizandi, Lamongan), udah jadi temen deket juga.

Ada cerita lucu bin unik dari dua tempat kos ini. Ada 3 pasang, 3 dari masing-masing kos, yang jadian satu sama lain. Awalnya Mufa sama Mbah Deki pas Desember 2009, disusul oleh Kukud sama Danu di bulan yang sama, dan awal tahun 2011 kemaren Ity sama Dimas ikut nyusul. Mereka masih sampe sekarang lho! Semoga awet terus sampe nikah :D mungkin hubungan cinta itu juga yang bikin dua kosan ini tetep jalin hubungan deket walopun gak sebelahan lagi (aku sama yang lain pindah ke rumah kontrakan waktu pertengahan 2010). Tapi mungkin juga karena pada dasarnya kami semua udah saling sayang *eaaaa*

Sekarang, di kosan mereka formasinya udah berubah. Mbah Deki sama Riz udah pindah, diganti sama Hendro dan Budi (kalo gak salah), *ada satu lagi, aku lupa*, tapi yang sering ikut kumpul cuma Hendro. Kontrakan kami juga gak cuma diisi kami berlima. Waktu awal ngontrak, sempet ada Mimin (Ain Faraha, Tuban) yang gabung. Waktu tahun pertama kontrak abis, dia pindah, gak ikut lanjut ngontrak di sana. Sempet ada Mbak Mega sama Mbak Hida juga  yang gabung sebelum mereka lulus. Sekarang, selain kami berlima, ada Mbak Meme, Tati, Yunita, sama Tyas di rumah itu.

Aku belum akan cerita panjang lebar tentang mereka semua. Akan ada lembar cerita khusus nanti ;)

Balik lagi ke kuliah. Aku udah mau masuk ke tingkat akhir sekarang. selangkah lagi sebelum masuk ke pertarungan hidup sebenarnya. Semuanya mungkin keliatan akan segera berakhir, tapi aku tau kalo gak kayak gitu sebenernya. Ini sama sekali belum berakhir. Kayak yang sering ada di novel yang suka aku baca, selalu ada awal baru setelah akhir dari satu bab. Tapi, gak kayak novel-novel itu, kali ini gak akan ada tulisan –THE END– sebelum Tuhan yang nyuruh berhenti…


Welcome, Mahasiswa Tingkat Akhir…
Welcome, skripsi…
Welcome, keribetan lainnya…

Wish we luck!!

Sunday, June 24, 2012

Review buku: Heaven, Texas by Susan Elizabeth Phillips

Judul: Heaven, Texas
Penulis: Susan Elizabeth Phillips
Halaman: 541
Terbit: Mei 2012

Penerbit: Gagas Media
Harga: Rp 58.000,-

Bobby Tom Denton, mantan pemain football Chicago Stars adalah tipe pria idaman masa depan wanita mana pun. Tampan, kaya, dan selalu bersikap menyenangkan. di mata semua orang, Bobby Tom sosok yang sangat menyenangkan. Gracie Snow pun tidak bisa mengelak dari pesona alami yang dimiliki playboy sempurna itu. Gracie diperintahakan perusahaan film tempatnya bekerja sebagai asisten produksi untuk menjemput Bobby Tom sebagai bintang utama agar syuting film bisa segera berjalan. pertemuan pertama mereka tidak berjalan sesuai harapan Gracie, setelah dirinya dikira sebagai seorang penari telanjang.


Bobby Tom tidak pernah menyangka sebelumnya kalau sosok biasa seperti Gracie akan sanggup membuat hidupnya jungkir balik. penampilan lusuh Gracie seharusnya tidak menggugah seleranya yang terbiasa berhadapan dengan wanita-wanita seksi cantik, bukan malah membuatnya tidak ingin berpaling dari gadis kecil manis itu.


Sementara Gracie sendiri terlalu sadar diri atas semua kekurangannya. dia tau tidak mungkin seorang megabintang seperti Bobby Tom akan tertarik padanya. karena itu, saat Bobby Tom berkata pada semua gadis yang mendekatinya kalau Gracie adalah tunangannya, dia kaget. lalu Bobby Tom menjelaskan kalau dia membutuhkan Gracie untuk berpura-pura jadi tunangannya agar hidupnya selama di Telarosa, Texas, tempat mereka menjalankan syuting, bisa berjalan lancar tanpa gangguan dari gadis-gadis yang sibuk melemparkan diri pada Bobby Tom.


seringnya berinteraksi membuat Gracie melihat sisi sebenarnya dari Bobby Tom. lelaki itu sudah membangun tembok yang sangat tebal untuk dirinya, dan semua penampilan ramahnya hanyalah topeng untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya. Bobby Tom juga mengakui kalau Gracie adalah teman terbaik yang pernah ditemuinya. sampai sebuah kesalahpahaman membuat Gracie merasa kalau Bobby Tom tidak pernah menghargainya. saat Bobby Tom memintanya menjadi asisten pribadi, Gracie menolak. Bobby Tom gusar mendengar penolakan Gracie dan meminta penjelasan. Gracie lalu berkata kalau dia tidak bisa berada di dekat Bobby Tom lagi karena dia mencintai lelaki itu. Bobby Tom merasa hal itu tidak seharusnya merusak persahabatan mereka. bukan hal baru bagi Bobby Tom menerima pernyataan cinta dan dia sudah terbiasa menghadapinya. tingkah santai Bobby Tom atas pernyataan cinta yang menggetarkan hatinya membuat Gracie makin merasa tidak berharga bagi lelaki itu dan makin meyakinkannya untuk pergi dari hidup Bobby Tom.


Endingnya bener-bener bikin greget. cerita gimana Bobby Tom sadar kalo dia juga sayang sama Gracie, ketidakpercayaan Gracie, sampai usahanya buat dapetin Gracie lagi. penuh adegan berdarah-darah dan air mata. akhirnya, semua orang sekitar Bobby Tom tau kalau si playboy sebrengsek apa pun pada akhirnya bisa benar-benar jatuh cinta, meskipun cewek yang bikin dia jatuh cinta sama sekali nggak terduga. tapi, kayak yang sering Bobby Tom bilang, "Hati manusia siapa yang tau?"


jalan ceritanya yang ringan bikin kita pengen baca-baca-baca-dan terus baca sampe habis. konflik yang ditampilkan juga konflik sehari-hari, tapi nggak basi. karakter tokoh yang kuat makin bikin ceritanya menarik. plus bumbu-bumbu kisah cinta yang bikin ngiri makin melengkapkan buku ini. dan terutama, banyak pelajaran tentang cinta, kejujuran, penerimaan, dan pengorbanan yang bisa dipetik :)

Tuesday, June 12, 2012

Best Writers EVER! (for me)


Pengen bahas tentang penulis-penulis favorit deh.
Kalo tiba-tiba ada tawaran belajar nulis dengan penulis favorit, aku udah bikin daftar siapa aja penulis yang pengen aku temuin…

1.       Sydney Sheldon
Nih penulis pertama yang bisa dibilang jadi idolaku. Aku pengen belajar bikin cerita misteri berbau kriminal sama dia. Sayang orangnya udah gak ada lagi. Belakangan ini aku nemuin di toko buku banyak buku-buku dia yang dicetak ulang dengan cover baru. Ini bener-bener penulis keren sepanjang masa!

2.       R.L. Stine
Siapa yang nggak pernah denger tentang serial Goosebumbs? Nih juga salah satu cerita fantasi-misteri yang nggak pernah bosen dibaca. Salah satu ceritanya yang bikin aku tertarik tuh, lupa judulnya apa, pokoknya di buku yang itu R.L. Stine ngajak pembacanya jadi tokoh utama, di mana pembaca disuruh milih sendiri jalan cerita yang dipengen. Agak ribet sih cara bacanya, tapi keren! Aku pengen diajarin bikin cerita yang kayak gitu :D

3.       J.K Rowling
10 tahun menghipnotis dunia! Siapa pun pasti setuju kalo Harry Potter dibilang cerita sepanjang masa. Khayalannya yang gabungin antara ilmiah dan legenda bener-bener luar biasa. Aku nggak akan nolak kalo dapet tawaran ketemu si tante trus diajarin cara bikin cerita sedahsyat itu.

4.       Luna Torashyngu
Ini penulis teenlit pertama yang aku suka. Novelnya yang pertama kali aku baca judulnya Beauty and The Best. Sejak itu, aku jatuh cinta sama cerita-serita yang dia tulis. Tiap ada novel baru dia yang keluar, aku langsung beli. Tapi sekarang udah gak lagi. Terakhir yang aku beli itu serial Mawar Merah sampe yang seri kedua. Trus nunggu seri ketiga gak muncul-muncul. Pas muncul, aku males beli. Hehe. Yang bikin aku kagum banget, Luna bisa bikin teenlit di mana murni cerita tentang kehidupan remaja sehari-hari, dan di sisi lain juga bisa bikin fiktif ilmiah yang KEREN BANGET! Boleh banget ilmunya dibagi-bagi ;)

5.       Mia Arsjad
Ini juga penulis teenlit yang aku suka. Gaya humor yang Mia masukin di tiap novelnya bikin kita ketawa-ketawa sendiri dan gak bosen nikmatin ceritanya sampe habis. Cerita yang simpel, tapi ada banyak pelajaran yang bisa diambil, plus humor yang menghibur, komposisi yang pas buat bacaan ringan di waktu senggang. Aku pengen belajar itu dari dia :)

6.       Raditya DIka
Wohoho… master cerita humor Indonesia! Meskipun kesannya ‘membongkar aib’ sendiri, tapi bang dika selalu nyisipin ‘kata-kata mutiara’ di tiap bab-bab cerita yang dia tulis. Ini salah satu bukti kalo cowok humoris itu cowok pinter. Asal humornya juga yang berbobot. Mau banget belajar bikin cerita komedi kayak gitu.

7.       Gena Showalter
Penulis roman-fantasi pertama yang aku suka! Waktu awal-awal baca bukunya emang agak ngebosenin. Tapi, begitu udah ditengah cerita menuju klimaks, baru kerasa asiknya. Dibuku-buku selanjutnya lebih asik lagi. Sekarang lagi menanti-nanti seri Lord of The Underworld (LOTU)-nya. Cerita tentang 12 ksatria kuno yang tubuhnya jadi perangkap iblis (I love Paris so MUCH!). mau banget belajar bikin tulisan genre ini sama dia!!

8.       Sherrilyn Kenyon
Tante Kenyon ini sejenis sama Mbak Gena. Cuma, sayangnya cerita-ceritanya suka antiklimaks. Dari 7 novel dia yang udah aku baca (6 serial dark hunter, 1 serial were hunter), 3 diantaranya sedikit mengecewakan. Aku jatuh cinta setengah mati sama tokoh Nicholas Ambrosius Gautier yang dia buat. Sayang di buku ke-7 (cerita tentang Valerius), sosok Nick yang humoris dan lucu berubah total. Aku marah sama tante Kenyon (sekarang juga masih marah). terlepas dari itu, aku suka sama ide cerita yang dibuat tante Kenyon. Kenyon + Gena = Awesome!!! Mau dua-duanya :D

9.       Susan Elizabeth Phillips
Penulis serial Chicago Star. kelemahan baca novelnya Tante Susan ini cuma 1, aku gak paham masalah football-nya Amerika. Ceritanya sederhana, konfliknya juga konflik sehari-hari, tapi ada sesuatu dari cara Tante Susan nulis itu yang bikin pengen baca semua novel dia. Sosok yang pas buat belajar novel romance :D

10.   Johanna Lindsay
Gak banyak novelnya Tante Lindsay yang aku baca. Tapi, aku suka tiap novel dia yang sempet aku baca. Settingnya selalu masa-masa Eropa Kuno, di mana kendaraan yang dipake masih kereta kuda. Keren lah buat lebih mendalami  ilmu tentang historical-romance :)

11.   Agnes Jessica
Ini juga salah satu penulis Indonesia yang aku sukaaaa. Kasusnya sama kayak Tante Lindsay, gak banyak novel dia yang aku baca. Tapi, sekalinya baca, aku langsung suka. Mbak Agnes bisa bikin teenlit dan bisa juga bikin cerita drama yang lebih dewasa, dua bidang yang sangat pengen aku kuasai.

12.   Dewi Lestari
Sejujurnya juga, novelnya Mbak Dewi yang bener-bener aku baca baru Perahu Kertas. Yang lain aku cuma denger-denger cerita. Masih cari-cari waktu dan kesempatan buat baca semua karyanya. Aku belajar tentang pentingnya keunikan tokoh dari novel Perahu Kertas-nya Mbak Dewi itu. semua tokoh yang dia buat nyaris nggak ada karakternya yang sama. Hebat! :)

Yah… untuk sementara, segitu dulu daftarnya. Ntar kalo ada penulis favorit baru lagi, baru ditambah. Moga suatu saat ada kesempatan bener-bener belajar sama salah satu dari mereka. Amiiiinnnnn….. :D